Beberapa hari yang lalu, diskusi tentang predatory meningkat. Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang dari predatory Jurnal ini. Artikel berikut Ini adalah murni pendapat tim dari www.native-proofreading.com. Tentu saja, anda bisa memiliki perbedaan pendapat dengan kami.
Berikut adalah Top 20, dalam persentasi, negara penyumbang predatory. Secara umum, Indonesia berada pada rangking ke 2, dengan 16.73% setelah Kazakstran.
Jurnal predatory ini tersebar di setiap data base indexing, bahkan didalam Scopus sendiri, dari sekitar 50,000 lebih jurnal yang terindeks scopus ada 300 jurnal yang berpotensi sebagai ‘predatory” yang memiliki praktik penerbitan yang meragukan. Lebih dari itu lebih dari 160.000 artikel selama tiga tahun disinyalir sebagai predatory, telah terbit. Kehadiran jurnal predatory di Scopus dan beberapa database populer lainnya menimbulkan sangat mengkhawatirkan dan dapat menyesatkan ilmuwan dan mencemari literatur ilmiah. Berikut kami tampilkan lebih detail terkait dengan bidang ilmu:
Seperti terlihat pada gambar diatas, Pada Bidang healt science, Indoesia menduduki rangking ke 13, sementara itu pada bidang Physical science, Indonesia menjadi juara pada penyumbang artikel pada jurnal predatory.
Perbedaan pendapat terkait dengan Predatory
Banyak kalangan beradu argument terkait dengan predatory ini. Beberapa mengklaim hanya jurnal berbayar, yang lain mengatakan ada batasan pembayaran sebesar 3000 US$, lainnya kemudian mengatakan kembali, apapun jenis jurnal baik ber APC ataupun non-APC, jika melakukan telaah review yang meragukan, maka dapat dikatakan predatory.
Mari kita lihat pengertian dari predatory menurut Jefreay Beals yang memuat daftar dokumentasi penerbit open access yang tidak melakukan peer review nyata, secara efektif menerbitkan artikel apa pun selama penulis membayar biaya penerbitan ini. Ini berarti, Syarat dari predatory menurut beals adalah :
- Open acces (APC-Bayar)
- Tidak ada Peer review
Pada 2013, seorang koresponden Science, John Bohannon mengirimkan 304 artikel ilmiah palsu ke berbagai ke open access journal, banyak di antaranya diterbitkan oleh penerbit di Beall’s List (daftar predatory bealls). Di antara penerbit yang menyelesaikan proses review, 82% menerima makalah tersebut. Bohannon menyatakan “hasil menunjukkan bahwa Beall pandai mengenali penerbit dengan kontrol kualitas yang buruk”. Beall menyatakan bahwa hasil tersebut mendukung klaimnya untuk mengidentifikasi penerbit “predator”. (kutipan dari Wikipedia)
FAQ tentang Predatory
- Mengapa Jurnal Predatory ada ? Karena ada market. Banyak penulis mengalami jalan buntu, ingin instan
- Apakah penulis korban ? Bisa jadi korban karena ketidak tahuan, tanpa disengaja. Dan menurut pendapat kam, mayoritas adalah kasus ini, tetapi ada sebagian yang menikmatinya, karena pihak otoritas belum memiliki aturan yang jelas.
- Apakah Predatory harus bayar 3000 US$ ? Tidak, sesuai dengan pengertian beals, jurnal apapun terkait dengan open akses.
- Predatory itu kan pendapat bealls ? benar, itu merupakan pendapat seseorang, tetapi nampaknya diakui sebagai pendapat yang original, baik dan membangung, untuk menciptakan jurnal yang baik, sehingga di sepakati banyak institusi dan peneliti. Dan hasil list dari beals ini, telah di uji oleh John Bohannon (cek paragraf diats)
- Mengapa MDPI publish dengan cepat 4 weeks, bayar dan bukan Predatory ? MDPI melalukan review yang ketat, walaupun anda membayar dengan biaya yang mahal, misal energies (1800 Franc – 28 juta), ketika paper anda tidak memenuhi kualitas mereka akan langsung di reject. Kami sudah mengalaminya dalam membantu client.
- Mengapa jurnal predatory ada di scopus ? Scopus sendiri berusaha membersihkan indexing jurnalnya, dari predatory, dengan adaya update dari DISCOUNTINUED. Awal sebuat jurnal bisa jadi bukan predatory, tetapi karena ada kebutuhan dan ada market, mereka berubah menjadi predatory.
- Saya tidak percaya bealls, karena ada jurnal yang bagus masuk dalam daftar preadatory ? Bealls sendiri bisa jadi salah, tetapi sebagian besar benar. Karena tidak mudah untuk menentukan sebuah jurnal masuk dalam predatory, seperti yang bealls lakukan. Perlu effort dan pekerjaan besar untuk mengapati ribuan jurnal.
Terus, bagaimana cara gampang untuk menghindari predatory ?
Banyak website yang menyediakan akses list terkait dengan jurnal predatory ini, salah satunya adalah sebagai berikut https://beallslist.net/ . Silahkan amati, ketika merencanakan publikasi, cek dan ricek, apakah jurnal yang kita bidik masuk dalam list tersebut ? Kalaupun masuk, diluaran sana masih ada ribuan jurnal yang siap menampung paper kita, dan bukan predatory.
Ini adalah murni pendapat tim dari www.native-proofreading.com. Tentu saja, anda bisa memiliki perbedaan pendapat dengan kami. Mari membangung penelitian dan publikasi yang makin baik. Terima kasih.
www.Native-Proofreading.com sangat ahli dalam editing dan proofreading paper khusus Jurnal dan conference scopus. TIM kami terdiri dari native english speakers dan first language english speakers. Kami memiliki berbagai macam ahli dalam bidang Social science, Engineering, Business, Education, Religious, Economy, Agriculture. Jika anda ragu kualitas kami, kirimkan abstrak, dan kami kerjakan GRATIS. WA 0852-9073-5358.
https://native-proofreading.com merupakan perusahaan rintisan spesialis pertama di Indonesia untuk translation dan proofreading publikasi ilmiah seperti jurnal, conference, thesis, disertation. Kami tidak mentranslate selain publikasi ilmiah. Untuk diskusi dan komunikasi add WA kami di 0852-9073-5358.