Baru saja scopus mengeluarkan list jurnal discontinued. Beberapa jurnal terindeks scopus yang yang kita kenal dan sering menjadi tujuan dosen dan mahasiswa pasca-sarjana di Indonesia untuk menerbitkan paper nya, ternyata masuk dalam grup discontinued ini. Tentu saja ini sangat menyedihkan, tetapi marilah kita analisis, mengapa jurnal-jurnal ini discontinued ? apa alasan scopus mendegradenya ? Sehingga, ketika kita tahu reason nya, maka ini akan menjadi pengingat kita dimasa mendatang untuk tidak men-submit paper ke jurnal tersebut.
Inilah tiga jurnal yang menjadi fokus kita kali ini : Journal of Critical Reviews, International Journal of Sciencetific & Technology research, International Journal of Innocation, Creativity & Change, seperti gambar di bawah ini.
Tim kami disini akan menggunakan satu analisis yaitu menggunakan jumlah dokumen terbit per tahun. Sementara itu analisis CiteScore dan lainnya kita abaikan, karena penuh dengan perdebatan. Mari kita bandingkan jumlah dokumen terbit per tahun dari ketiga jurnal tersebut :
Seperti yang kita lihat diatas, jumlah terbitan per tahun untuk ketiga jurnal ini sangat tidak logis. Melonjak mendadak. Misalnya IJCC, jurnal ini mulai di index scopus pada tahun 2013, awalnya terbitannya adalah 21 dokumen, dan bergerak stabil hingga tahun 2018, dengan 36 terbitan. Tetapi, tiba-tiba ditahun 2019, terbitan nya melonjak dan menjadi tidak wajar, bahkan hingga 1583, bayangkan 4300%, atau 43 kali.
Sementara itu, kita lihat pada IJSTR, mulai di index scopus pada tahun 2018, dengan 414 dokumen. Tahun 2019, memperlihatkan angka yang tidak wajar menjadi 3128 terbitan. Lonjakn ini dicurigai oleh scopus sehingga menjadikan jurnal ini pesakitan menuju discontinued. Tahun 2020, masih saja, jurnal ini melonjak menjadi 3593 terbitan.
Kasus lain pada JCR, mulai di index pada tahun 2019. dengan 132 terbitan, dan melonjak dengan tidak wajar menjadi 2906 terbitan. Angka yang fantastis.
Dari data dokumen pertahun dari ketiga jurnal diatas, kita menjadi tahu bahwa proces discontinued, bukan proses yang singkat, tetapi terlihat dari proses bagaimana jurnal berperilaku tidak wajar (terbitan). Kita tidak menganalisis CiteScore, bagaimana sitasi berpengaruh kepada keputusan discontinued ini, tetapi dari hasil ini sudah menunjukan ketidakwajarn sebuah jurnal.
Poin penting yang ingin disampaikan kami yaitu, bahwa :
- Author sebaiknya selalu check, di website scopus.com, berapa jumlah terbitan suatu jurnal.
- Apabila ada ketidakwajaran jumlah terbitan, sebaiknya di hindari, karena jurnal semacam ini berpeluang menjadi discontinued.
https://native-proofreading.com merupakan perusahaan rintisan spesialis pertama di Indonesia untuk translation dan proofreading publikasi ilmiah seperti jurnal, conference, thesis, disertation. Kami tidak mentranslate selain publikasi ilmiah. Untuk diskusi dan komunikasi add WA kami di 0852-9073-5358.
Tks. Informasinya.
Mohon info jurnal art and humanities Q3 SJR minimal 0,25
Dear Pak Edy, let talk to our customer service