Dalam dunia akademik, publikasi jurnal merupakan sarana penting untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan kontribusi ilmiah, discontinue artinya penghentian penerbitan, sehingga perlu dilakukan riset dan perhatian pada publikasi yang dipilih. Publikasi juga menjadi tolak ukur penting bagi peneliti dalam menilai kualitas karya mereka dan meningkatkan reputasi di dalam komunitas ilmiah. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi, publikasi elektronik seperti jurnal online dan publikasi Scopus semakin populer di kalangan peneliti..
Namun, di balik kemudahan dan manfaat dari publikasi elektronik, ada juga risiko yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah risiko discontinue, yaitu ketika sebuah jurnal atau publikasi elektronik menghentikan penerbitannya. Discontinue dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk masalah finansial, perubahan kebijakan editorial, atau kegagalan publikasi dalam memenuhi standar akademik atau etis.
Dalam publikasi Scopus, discontinue dapat berdampak pada reputasi dan otoritas publikasi yang terkait. Publikasi yang telah dihentikan ini tidak lagi terdaftar dalam indeks Scopus, yang merupakan salah satu database paling terkenal dan dihormati di dunia akademik. Dalam hal ini, status discontinue dapat merusak reputasi jurnal dan publikasi, serta mempengaruhi persepsi tentang kualitas karya yang diterbitkan di dalamnya.
Oleh karena itu, penting bagi peneliti dan akademisi untuk memahami arti discontinue dan bagaimana istilah ini diterapkan dalam konteks jurnal dan publikasi Scopus. Dengan memahami risiko dan implikasi dari discontinue, penulis dan jurnal dapat mengambil langkah-langkah untuk menghindari penghentian penerbitan dan mempertahankan reputasi yang baik di kalangan komunitas ilmiah.
Pengertian discontinue secara umum
Discontinue artinya sebuah istilah yang merujuk pada tindakan menghentikan atau mengakhiri sesuatu secara tiba-tiba. Dalam konteks jurnal dan publikasi ilmiah, discontinue merujuk pada tindakan menghentikan penerbitan sebuah jurnal atau publikasi ilmiah oleh penerbitnya. Discontinue dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk masalah finansial, perubahan kebijakan editorial, atau kegagalan publikasi dalam memenuhi standar akademik atau etis.
Dalam konteks publikasi ilmiah, discontinue dapat memiliki dampak yang signifikan. Publikasi ilmiah adalah salah satu bentuk komunikasi penting antara peneliti dan komunitas ilmiah. Publikasi ilmiah digunakan sebagai sarana untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan kontribusi ilmiah, serta sebagai tolak ukur penting bagi peneliti dalam menilai kualitas karya mereka dan meningkatkan reputasi di dalam komunitas ilmiah
Definisi discontinue dalam konteks jurnal Scopus
Status discontinue dalam publikasi Scopus dapat menimbulkan beberapa konsekuensi bagi penulis dan jurnal yang terkait. Publikasi yang terdaftar dalam Scopus memiliki kepercayaan dan otoritas yang tinggi di kalangan akademisi dan peneliti. Oleh karena itu, status discontinue dapat merusak reputasi jurnal dan publikasi, serta mempengaruhi persepsi tentang kualitas karya yang diterbitkan di dalamnya.
Selain itu, discontinue juga dapat mempengaruhi penilaian dan evaluasi karya penelitian oleh komunitas ilmiah. Karya penelitian yang diterbitkan dalam publikasi yang telah dihentikan penerbitannya mungkin tidak lagi dianggap relevan atau dihargai oleh komunitas ilmiah, yang dapat mempengaruhi karir penulis dan reputasi jurnal.
Cara Menghindari Jurnal yang akan Discontinue dalam Scopus
Menghindari jurnal yang akan di discontinue oleh Scopus dapat menjadi tantangan bagi penulis, terutama ketika publikasi tersebut belum terdaftar dalam indeks Scopus. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh penulis untuk menghindari publikasi yang akan di discontinue oleh Scopus, antara lain:
1. Melakukan riset terhadap publikasi Sebelum memilih untuk mempublikasikan karya di sebuah jurnal, penulis perlu melakukan riset terhadap publikasi tersebut. Penulis dapat mencari informasi mengenai publikasi di berbagai sumber, seperti forum akademik, jurnal atau publikasi lain, dan situs web resmi publikasi. Hal ini dapat membantu penulis memperoleh informasi yang lebih lengkap dan obyektif mengenai kualitas publikasi dan risiko discontinue.
2. Melihat indeksasi publikasi Indeksasi publikasi menjadi indikator penting dalam menilai kualitas dan reputasi publikasi. Jurnal atau publikasi yang telah terdaftar dalam indeks Scopus memiliki reputasi yang lebih baik dibandingkan dengan yang belum terdaftar. Oleh karena itu, penulis dapat memilih untuk mempublikasikan karya di jurnal atau publikasi yang telah terdaftar dalam indeks Scopus, untuk menghindari risiko discontinue.
3. Memperhatikan frekuensi terbit Frekuensi terbit merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi risiko discontinue. Jurnal atau publikasi yang terbit secara berkala dan konsisten cenderung memiliki risiko discontinue yang lebih rendah, dibandingkan dengan yang terbit secara sporadis atau tidak teratur. Oleh karena itu, penulis dapat memilih untuk mempublikasikan karya di jurnal atau publikasi yang terbit secara berkala dan konsisten, untuk menghindari risiko discontinue.
4. Melihat kualitas dan reputasi penerbit Kualitas dan reputasi penerbit juga dapat mempengaruhi risiko discontinue. Penerbit yang memiliki reputasi yang baik cenderung memiliki risiko discontinue yang lebih rendah, karena mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung publikasi mereka. Oleh karena itu, penulis dapat memilih untuk mempublikasikan karya di jurnal atau publikasi yang diterbitkan oleh penerbit yang memiliki reputasi yang baik, untuk menghindari risiko discontinue.
5. Mencari umpan balik dari komunitas akademik Komunitas akademik dapat memberikan umpan balik yang berharga mengenai kualitas dan reputasi publikasi. Oleh karena itu, penulis dapat mencari umpan balik dari komunitas akademik, seperti rekan peneliti atau dosen, mengenai kualitas dan reputasi publikasi. Hal ini dapat membantu penulis memperoleh informasi yang lebih lengkap dan obyektif mengenai publikasi dan risiko discontinue.
Bagaimana menghasilkan publikasi yang berkualitas dengan Native-proofreading.com
Dalam banyak kasus, peneliti dari negara-negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris memiliki kesulitan dalam menulis paper mereka dalam bahasa Inggris yang baik. Padahal, paper yang baik dengan bahasa Inggris yang buruk pasti akan ditolak oleh jurnal scopus. Paper adalah wajah sebuah penelitian, sehingga apabila penulisan bahasa Inggris buruk, editor akan langsung menolak paper tersebut, padahal isi papernya bagus, penelitian dan metode bagus. Sebaliknya, paper yang biasa saja dengan bahasa yang baik, memiliki kesempatan untuk diterima di jurnal scopus.
Native-proofreading.com adalah jasa translate dan proofreading khusus untuk paper yang akan disubmit ke jurnal scopus. Dengan standar tinggi pada proses editing dan staff berpengalaman, Native-proofreading.com membantu penulis agar paper mereka memiliki bahasa Inggris yang baik dan mudah dipahami oleh reviewer dan editor jurnal scopus. Native-proofreading.com juga memberikan layanan konsultasi dan memastikan paper diserahkan dengan tepat waktu. Penggunaan layanan ini meningkatkan kesempatan paper diterima dan meningkatkan reputasi penulis sebagai peneliti yang berkualitas.